Untuk menurunkan sudut ikatan sekitar 109,5° pada molekul metana (CH4) secara matematis, kita perlu memahami bahwa CH4 memiliki struktur tetrahedral, di mana atom karbon (C) berada di pusat dan empat atom hidrogen (H) berada di sudut-sudut tetrahedron reguler. Sudut ikatan ini adalah sudut antara dua ikatan C–H, yang dapat diturunkan menggunakan geometri tiga dimensi. Berikut adalah penurunan langkah demi langkah secara detail dan jelas:

Visual 3D Solvasi Ion Na dan Cl oleh H2O
Visual 3D Solvasi tingkat pertama ion Na^+ dan Cl^- oleh H2O. Solvasi ini hanya menggabarkan solvasi tingkat pertama saja dan visual ini tidak dioptimasi. Molekul H2O sekitar Na^+ semua atom O mengarah ke Na^+ karena O memiliki muatan parsial negatif (dipol negatif) sehingga terjadi gaya atau interaksi ion-dipol antara Na^+ dengan O pada setiap H2O. Demikian pula antara Cl^- dengan H dari H2O, H ini bermuatan parsial positif yang juga menunjukkan gaya ion-dipol. Gaya ion dipol ini ditunjukkan dengan garis kuning.
Konfigurasi Elektron dan Letak Unsur dalam Tabel Periodik Unsur
Rabu, 06 Agustus 2025
Konfigurasi elektron adalah cara elektron-elektron diatur di sekitar inti atom dalam kulit dan subkulit energi. Kulit adalah tingkat energi utama, diberi nomor 1, 2, 3, dan seterusnya berdasarkan bilangan kuantum utama (n). Subkulit adalah kelompok orbital dengan energi yang sama dalam satu kulit. Orbital adalah wilayah di sekitar inti tempat elektron kemungkinan besar ditemukan, dan ditandai dengan jenis orbital: s, p, d, atau f. Subkulit ditulis sebagai kombinasi nomor kulit dan jenis orbital, seperti 1s, 2s, 2p, 3s, 3d. Contohnya, subkulit 1s punya satu orbital s, dan subkulit 2p punya tiga orbital p. Konfigurasi elektron menunjukkan jumlah elektron di setiap subkulit dan membantu menentukan posisi unsur di tabel periodik, yaitu periode (baris) dan golongan (kolom).
Ketergantungan Potensial Reduksi Standar terhadap Elektronegativitas
Selasa, 05 Agustus 2025
Elektronegativitas adalah ukuran kemampuan atom menarik pasangan elektron dalam ikatan kimia. Skala Pauling adalah yang paling umum digunakan. Semakin tinggi elektronegativitas → semakin kuat atom menarik elektron.

Perbedaan Cara Menghitung Fraksi Mol: Nonvolatil vs Volatil
Fraksi mol suatu komponen dalam campuran selalu dihitung dengan rumus dasar berikut:
$$ \chi_i = \frac{n_i}{\sum n_{\text{total}}} $$Namun, yang membedakan antara campuran nonvolatil dan volatil adalah cara penggunaan fraksi mol dalam perhitungan sifat fisik larutan, seperti tekanan uap.
Pengaruh Suasana (Asam/Basa/Netral) pada Reaksi Redoks
Perbedaan suasana dalam reaksi redoks sangat mempengaruhi hasil reaksi karena menentukan ketersediaan ion H+ atau OH- yang berperan dalam menyeimbangkan reaksi. Selain itu kestabilan spesi membuat reaksi mengambil jalur tertentu hingga ia mencapai energi seminimal mungkin dengan keadaan yang ada. Berikut penjelasan dan contoh-contohnya:
Mengapa Garam NaCl Tidak Mengalami Hidrolisis?
Dalam pembelajaran kimia di MA/SMA/SMK, sering kali dijelaskan bahwa NaCl tidak mengalami hidrolisis karena Na+ berasal dari basa kuat dan Cl- berasal dari asam kuat. Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah, tetapi terlalu menyederhanakan konsep sehingga tidak memberi pemahaman mendalam. Lalu, bagaimana penjelasan yang lebih tepat?
Gas Oksigen Tidak Berwarna, Mengapa Oksigen Cair dan Padat Berwarna Biru Muda (Cyan)?
Gas oksigen (O2) yang kita hirup sehari-hari tampak tidak berwarna. Hal ini terjadi karena molekul O2 tidak menyerap cahaya tampak dalam spektrum warna yang bisa dilihat mata manusia (sekitar 400–700 nm). Akibatnya, cahaya tampak melewati oksigen tanpa terganggu, sehingga terlihat bening seperti udara biasa.
Lalu, Mengapa Oksigen Cair dan Padat Berwarna Biru?

Polarisabilitas Spesi
Senin, 04 Agustus 2025
Polarisabilitas adalah kemampuan suatu spesi (atom, ion, atau molekul) untuk mengalami distorsi awan elektron ketika dikenai medan listrik eksternal, seperti dari ion tetangga, molekul polar, atau pelarut. Jika dikatakan awan elektron “mudah digoyang”, itu berarti molekul tersebut memiliki polarisabilitas tinggi.
Polarisabilitas meningkat seiring penurunan keelektronegatifan dan pertambahan ukuran spesi. Pada atom besar, elektron valensi terluar lebih mudah terdistorsi karena tarikan inti efektif (\( Z_{eff} \)) yang lemah dan jarak elektron-inti yang jauh. Polarisabilitas berkaitan dengan kemampuan suatu spesi untuk membentuk momen dipol terinduksi sementara ketika dikenai medan listrik.

Sifat Basa dan Nilai Kb Mg(OH)2
Magnesium hidroksida, Mg(OH)2, atau disebut brucite memang kerap menjadi perdebatan apakah Mg(OH)2 termasuk basa kuat atau basa lemah karena melibatkan dua aspek utama: kelarutan dan derajat disosiasi.
Selain itu, jika diklasifikasikan sebagai basa lemah, pertanyaan tentang nilai konstanta disosiasi basa (Kb) berapa ini menjadi relevan. Berikut adalah analisis untuk menjelaskan sifat basa Mg(OH)2 dan hubungannya dengan Kb.